Sumpah selo banget bisa ngupdate blog, ditengah agenda tugas dari pak bos buat activated interaksi social media, bikin viral, dan pelan-pelan benahi SEO. Tugas banyak kok selow sih bro ? (bertanya pada diri sendiri). Bahkan jam kerja saya di kantor ini lebih pagi dari kantor sebelumnya, tapi hampir tiap pagi bisa nyobain satu-satu soto dari jalan godean sampe kota ( abis kehilangan tukang soto fav “mas topan” depan ukdw sebelah timur rs bethesda ) jadi harus nyari soto pagi yg enak. Heran masih selow …
Sudah dulu sombongnya, kali ini tergelitik dengan obrolan sesama leader team beberapa waktu lalu. “Saya g butuh team yang expert, Yang penting manut, Skill kan bisa dipelajari” mari kita bedah satu-satu.
Team Manutan ( read : penurut )
Saya tidak menolak 100% pernyataan rekan saya ini, beberapa team leader dengan load tinggi biasanya menginginkan kondisi team yang sustain dan adem, minim konflik, dan perdebatan. Team manutan menghadirkan kondisi seperti itu, sehingga leader dengan nyaman dapat menyiapkan rel dan arah tujuannya, mau dibawa kemana team ini. Meski tidak selalu, team manutan biasanya minim konflik jika leader nya dapat mengarahakan semua anggota teamnya untuk patuh.
Kondisi ini sebenarnya menuntut kepekaan telinga leader untuk membaca kondisi dan potensi konflik, karena biasanya team manutan cenderung kasak-kusuk di belakang dan komplain dengan suara lirih di belakang.
Suka nonton film Spongebob ? Ingat Squidward ? Squidward adalah sample gampang dari team manutan. Eits jangan negatif thinking dulu dunk. Squidword adalah role model team manutan, dia datang, bekerja, dan melakukan tugasnya sesuai SOP tanpa banyak “tingkah” . Tuan Krab nyaris tidak pernah punya masalah serius dengan pekerjaan squidward. 8-5 ( nine to five ) dikerjakan mulus tanpa insiden.
Positifnya, kondisi akan sangat baik-baik saja bahkan kalo ada sesuatu dengan anggota team yang lain, team manutan memiliki kecenderungan untuk netral tidak terlibat conflict. Team manutan cocok untuk departement atau bagian yang menuntut rutinitas kerja dan operasional rutin yang bakal sangat membosankan apabila dikerjakan oleh team yang “hyperaktif”.
Namun terkadang (tidak selalu) team manutan ini sulit untuk didorong belajar hal baru, kalo berharap untuk memiliki kemauan belajar sendiri dan explore sendiri cenderung lebih sulit daripada team yang hyperaktif. Jika sebagai leader berharap team manutan dapat bergerak sendiri tanpa diberi real yang jelas, salah besar. Leader harus bekerja extra menyiapkan rule dan rel untuk team ini. Ibaratnya team ini mau makan leader harus menyiapkan mulai dari makan dimana, menunya apa, dan cara makannya gimana.
Team Hyperaktif Pemberontak
Sering dianggap problem dan masalah perusahaan, tidak hanya leader, bahkan hrd, sampe owner kadang dipikir “pecah sirahe (read : pecah kepalanya)” Ada saja ulahnya ada saja api yang disulut rajin banget bikin konflik. Jelek ? Tidak selalu …..
Team Hyperaktif sering sekali dihindari untuk direkrut, kalopun terlanjur biasanya “dibikin tidak betah” biar resign. Why ? Ya itu karena karakternya sulit sekali diarahkan ( read : yakin sulit diarahkan ? atau kita sebagai leader yang tidak mampu mengarahkan ? )
Pahitnya, kadang justru team seperti ini biasanya sangat expert di bidangnya ( ya g semua sih ada yang cuma rusuh-rusuh aja ). Karena biasanya mereka memiliki pengalaman dan skill yang cukup mumpuni yang sebenarnya menurut pengamatan saya menjadi pemicu untuk hyperaktif dan pemberontak.
Hal rusuh apa yang tidak pernah dilakukan spongebob ? Berapa kali crusty crab hancur gara-gara spongebob ? Saya kasih bocorannya, Team pemberontak bisa sangat “berulah” karena memiliki energi yang besar, sikap dan pemikiran yang kritis, serta kemauan untuk mendobrak dan menemukan hal baru yang tinggi.
Ingat episode ini :
Oke kalo itu mungkin susah diingat , pasti yang ini ingat :
Sering kali kalo management tidak mampu mengarahkan, seperti semua benda yang memiliki energi besar pasti bisa meledak sewaktu-waktu. Sikap kritis juga kadang menjadi masalah karena team tipe ini suka sekali mengkritik atas kondisi yang “menurut dia” tidak sesuai dengan pemikirannya.
Namun jangan salah sebagai leader harusnya memiliki kemampuan untuk “handle” team ini. Tidak selalu tapi kebanyakan team milenial adalah jenis ini, bocoran cara menghandle nya sebenernya udah lama saya tulis di https://www.dionajipradipta.my.id/433/bacotan-facebook-kunci-membangun-team-milenial-hanya-dengan-5m.html .
Jika diarahkan dengan benar team ini tidak akan punya energi dan waktu untuk “merusuh” karena akan sibuk dengan target dan kesempatan untuk explore, ribet dengan pengembangan diri dan skill, serta excited dengan tantangan untuk semakin tumbuh.
Kok kesannya tidak berimbang mas ? Belain perusuh banget ?
Karena saya team perusuh wakakakkakak, sebenarnya saya cukup berimbang dengan memberikan cap “Team Pemberontak” di awal. Namun demikian saya juga suka dengan team manutan ( pada posisi tertentu ) begitu juga team pemberontak ( dengan penempatan dan handle yang pas ).
Tapi saya tetep pengen punya team manutan semua gimana ?
Artinya anda tidak mampu jadi leader masa kini, jam terbang saja tidak cukup namun perlu mengenal setiap generasi dan potensinya adalah “koentji”. Saya juga terus belajar untuk handle team dimanapun dan kapanpun diberi kesempatan, gagal ? (wes tau, read : sudah pernah). Di satu titik sering berpikir, sebenernya tidak ada team yang salah mau manutan mau memberontak, kalo terjadi sesuatu yang salah leadernya, tidak bisa handle. Jadi memiliki team hebat dengan kombinasi hebat diperlukan skill leadership yang hebat. Mari terus belajar!
NB : tulisan ini mengandung tendensi dan affiliasi dengan kasus khusus, jadi jangan dianggep serius-serius banget lah.
*maaf kalo ada typo dan bahasa campur-campur namanya cuma memanfaatkan waktu selow